Jumat, 26 November 2010

Filter kamera sesuai kebutuhan


Filter merupakan aksesori pelengkap yang bisa dipasang di depan lensa kamera khususnya DSLR. Meski tanpa filter pun sebuah kamera sudah bisa mendapat hasil foto yang baik, namun adakalanya penggunaan filter memang dibutuhkan. Terdapat berbagai jenis filter yang ada di pasaran untuk keperluan yang berbeda, mulai dari yang sekedar menangkal sinar ultra violet hingga filter keperluan khusus seperti infra red. Membeli filter pun perlu mengetahui ukuran diameter filter karena di pasaran pilihan diameter filter bervariasi, karena tidak semua filter cocok, demikian juga kualitas optiknya (standar, multi coated, super). Menurut saya filter sangat dibutuhkan bagi pemula seperti saya yang masih sangat awam akan hal fotografi.

Beberapa macam filter yang populer digunakan dalam fotografi dasar sehari-hari beserta fungsinya.
  • Filter clear / neutral
Filter transparan, tidak berwarna dan tidak merubah warna. Digunakan semata-mata untuk melindungi optik depan lensa dari debu, air dan sidik jari.
  • Filter UV / ultra violet
Filter yang mirip dengan filter clear, namun mampu menyaring sinar ultra violet yang membuat foto berkabut (haze) umumnya saat di daerah pantai / gunung. Meski efek sinar UV dalam fotografi digital tidak terasa seperti pada fotografi film, filter UV berkualitas baik (multi coated) bisa digunakan sebagai filter tetap anda, minimal untuk melindungi lensa dari debu, air dan sidik jari. Beberapa filter UV murah diyakini justru bisa membuat foto jadi kurang tajam dan mengalami vignetting.
  • Filter IR / infra red
Filter IR adalah filter yang mampu menyaring cahaya dengan panjang gelombang infra red (IR), sehingga bisa menghasilkan hasil akhir sebuah foto dengan warna yang berbeda. Filter ini bekerja dengan prinsip meloloskan cahaya infra merah namun menangkal sebagian besar spektrum cahaya tampak, sehingga bila dikombinasikan dengan sensor yang sudah dimodifikasi menjadi IR sensitive, biasa digunakan untuk fotografi infra red. Fotografi infra red sendiri mengandalkan kesalahan warna ini menjadi sebuah seni tersendiri.
  • Filter close-up
Bila lensa anda pecinta makro namun kamera anda memiliki kemampuan makro yang pas-pasan, maka filter ini bisa membantu meningkatkan kemampuan makro dari lensa kamera anda. Filter close-up mengurangi minimum distance focus atau jarak minimum suatu lensa untuk mampu memfokus sebuah objek.Filter semacam ini kekuatan perbesarannya dinyatakan dalam diopter, dimana skala terendah adalah +2 dan tertinggi adalah +10. Ada kalanya peminat makro menumpuk beberapa filter close-up sehingga didapat perbesaran yang lebih tinggi meski efek distorsi dan vignetting juga akan ikut menjadi tinggi. Sejak lensa makro semakin populer, keberadaan filter close-up ini lambat laun mulai tersingkirkan.
  • Filter ND / Neutral Density
Filter ini bekerja layaknya mata kita memakai kacamata hitam saat sedang panas terik. Filter ND (atau grey filter) tidak merubah apapun kecuali menurunkan intensitas cahaya yang masuk ke lensa. Tersedia beberapa pilihan filter ND di pasaran tergantung seberapa banyak penurunan intensitas yang kita mau, seperti ND2 (1 stop), ND4 (2 stop), ND8 (3 stop) hingga ND 1.000.000 (20 stop).

Filter ND ini dipakai bila kita perlu speed rendah (hingga beberapa detik) pada saat siang terik, dimana tanpa filter ND pasti hasil fotonya akan over. Speed rendah sendiri berguna untuk membuat kesan motion blur sehingga foto lebih artistik. Bila upaya menurunkan diafragma pun tak sanggup mencegah over, maka filter ND ini bisa jadi solusi. Karena memakai speed lambat, maka penggunaan tripod wajib hukumnya.
  • Filter Gradual ND
Hampir sama seperti filter ND, filter gradual ND ini mengurangi intensitas cahaya namun tidak seluruhnya, melainkan hanya setengah saja. Filter ini menjadi filter favorit pecinta landscape yang sering memotret bidang kontras tinggi, misalnya setengah bidang foto adalah langit dan setengah bidang lagi adalah bumi.

Tidak seperti mata manusia, sensor pada kamera memiliki rentang jangkuan dinamis yang terbatas. Kamera akan kesulitan menangkap seluruh rentang intensitas cahaya dari gelap hingga terang. Padahal elemen langit memiliki eksposur yang amat terang (biasa disebut highlight) dan metering kamera akan terpengaruh oleh terangnya langit sehingga membuat daerah shadow jadi gelap.

Bila dipasang dengan tepat, filter gradual ND bisa mengurangi intensitas di area langit sementara tidak merubah apapun di bidang sisanya. Hal ini akan menyebabkan cahaya yang masuk ke kamera jadi lebih merata dan terhindar dari bidang over dan under. Bila untuk memiliki filter ND ini dirasa mahal, kita bisa menyiasati masalah ini dengan fotografi HDR (ambil 3 foto berbeda eksposur lalu digabung di komputer).
  • Filter CPL / Circular Polarizing
Filter yang mampu mengurangi efek pantulan cahaya dari suatu objek, seperti air di pantai atau kaca jendela rumah/mobil. Filter ini tersusun dari dua elemen, satu elemen terpasang fix dan satu lagi bisa diputar. Kita perlu memutar elemen filter CPL hingga mendapat efek terbaik. Filter CPL tidak bisa dipasang di lensa yang elemen depannya berputar saat mencari fokus, seperti sebagian lensa kit.
  • Filter lainnya
Untuk efek khusus tersedia filter khusus seperti star/cross filter untuk efek bintang pada fotografi malam hari, warming filter untuk membuat tone lebih hangat (biru menjadi merah) pada fotografi landscape, filter soft focus/diffuser untuk mengurangi ketajaman lensa (biasanya untuk potret wajah).

Untuk fiter Hoya, urutannya (dr yg teratas/terbaik): HD, Pro 1 Digital, Super Quality Pro1, Super Quality dan standard

Sumber: http://kamera-gue.web.id

Twitter
Facebook

0 Comments:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Alamat IP Anda

IP free counters Web Site Hit Counter
Bookmark and Share

Kurs Rupiah

 

Trust our Life Useful Copyright © 2010 LKart Theme Designed by wahyu