Para ilmuwan berhasil menciptakan metode tes sederhana untuk membedakan sperma yang sehat dengan sperma yang memiliki kerusakan DNA. Keakuratan tes ini diklaim mencapai 99 persen.
Metode tes tersebut menggunakan senyawa kimia yang ditemukan dalam membran sel telur manusia yang disebut hyaluronic acid. Cara ini telah mendapat persetujuan dari FDA (badan obat dan makanan AS) dan bisa meningkatkan peluang pembuahan pada bayi tabung hingga 30 persen.
Selama ini metode tes kesuburan pada pria hanya fokus pada jumlah sperma dan bagaimana pergerakannya. Padahal, menurut Gabor Huszar, peneliti senior dari Yale Medical School, dalam proses pembuahan alami, sel telur dan sperma sama-sama membentuk struktur di permukaan yang disebut reseptor yang penting untuk keberhasilan pelekatan.
"Sel telur dan sperma memilih satu sama lain," kata Huszar, peneliti bidang kandungan dan reproduksi. Namun, dalam metode pembuahan bayi tabung, dokter akan memilih sel sperma lalu menyuntikkan satu sel sperma pada sel telur di bawah mikroskop.
Bila hanya fokus pada jumlah dan pergerakan sperma, akan sulit bagi dokter untuk mengetahui mana sperma yang berpeluang besar membuahi sel telur atau sperma yang DNA-nya bagus. Lagi pula, menurut Huszar, memilih sperma yang berkualitas rendah bisa berisiko terjadinya keguguran atau gangguan perkembangan pada janin.
Huszar dan timnya berhasil menemukan cara untuk membedakan kualitas sel sperma menggunakan senyawa yang disebut hyaluronic acid. Asam ini adalah komponen yang sangat penting di membran sekitar sel telur dan sperma menuju ke sana, meski tidak semuanya berhasil.
Dalam pengujian menggunakan hyaluronic acid terhadap sperma 50 pria, tampak jelas perbedaan warna sperma yang berkualitas unggul dan sperma yang jelek. Sperma yang bagus menempel pada hyaluronic acid dan secara alamiah dipilih oleh sel telur.
sumber : google.com
sumber : google.com
0 Comments:
Posting Komentar